A. Faktor-faktor Geografi yang Memengaruhi Perubahan Flora dan Fauna
Bentuk muka bumi ternyata memiliki pengaruh terhadap jenis dan
persebaran flora dan fauna. Faktor-faktor yang memengaruhi itu ialah
sebagai berikut.
1. Iklim
Unsur-unsur iklim yang banyak memengaruhi jenis dan persebaran flora dan fauna, antara lain:
a. suhu yang tinggi mengakibatkan asimilasi asam arang dan transpirasi.
Hal ini berpengaruh terhadap rumah tangga air pada tumbuhan;
b. udara yang basah dan kering dapat berpengaruh terhadap transpirasi
dan pembuahan, tetapi sebaliknya dapat melemahkan pertumbuhan;
Sifat-sifat tanah, seperti teksturnya, strukturnya, kadar udara
dan kadar air, suhunya, kadar kimiawi, serta unsur biologinya
sangat menentukan jenis tanaman yang tumbuh di tempat itu.
3. Relief
Perbedaan tinggi rendahnya muka bumi berpengaruh terhadap angin dan juga
suhu. Sedangkan angin dan suhu berpengaruh terhadap tetumbuhan serta
terhadap kehidupan hewan.
4. Makhluk Hidup
![]() |
Gambar 2. Relief (tinggi rendahnya permukaan bumi) berpengaruh terhadap tetumbuhan dan hewan. (Sumber: Kamus Visual, 2005) |
Makhluk hidup (hewan dan manusia) dapat memengaruhi kehidupan di suatu
tempat. Hewan, misalnya sapi, dengan cara memakan rumput, hewan itu
dapat menggundulkan padang rumput dan mengubahnya menjadi padang pasir.
Hal ini seperti yang terjadi di Pulau Sumba. Campur tangan manusia
terhadap tumbuhan dan hewan dapat berakibat negatif dan positif,
misalnya:
a. penebangan pohon yang sembarangan serta pemburuan binatang secara liar dapat memengaruhi kelestarian dan keseimbangan alam,
b. manusia dapat mengusahakan penyebaran jenis tumbuhtumbuhan serta membudidayakannya,
c. manusia pun dapat membantu terhadap kelestarian hewan, seperti membuat cagar alam dan suaka margasatwa.
B. Jenis serta Persebaran Flora dan Fauna di Dunia
Menurut habitatnya, jenis serta persebaran flora dan fauna dibagi
menjadi dua kelompok besar yaitu jenis persebaran flora dan fauna di
darat dan di air. Kelompok-kelompok inilah yang dikenal dengan bioma.
Bioma adalah sekelompok hewan dan tumbuhan yang tinggal di suatu lokasi
geografis tertentu di permukaan bumi.
Adanya variasi bioma di permukaan bumi disebabkan oleh adanya variasi
iklim. Pola iklim dipengaruhi oleh energi cahaya matahari yang masuk ke
permukaan bumi.
Pengaruh sinar matahari pada atmosfer, tanah, udara, dan penguapan air
merupakan faktor pembentukan variasi iklim pada daerah dengan lintang
yang berbeda. Sinar akan banyak diterima pada lintang 23° LU dan 23,5°
LS atau pada wilayah tropis sehingga wilayah tropis adalah wilayah yang
paling banyak menerima cahaya matahari setiap tahunnya jika dibandingkan
dengan wilayah lainnya. Perbedaan musiman cahaya matahari terus-menerus
meningkat ke kutub. Kutub merupakan daerah yang paling sedikit menerima
cahaya matahari.
Hal ini terjadi karena bumi berevolusi dan beredar mengelilingi
matahari. Pada posisi bumi di ujung paling dekat dengan matahari, maka
terjadilah penyinaran matahari dengan intensitas yang besar, dan
sebaliknya apabila kedudukan matahari berada jauh dari bumi, terjadilah
penyinaran matahari yang minim. Perhatikan gambar berikut.
Iklim ditentukan oleh faktor letak geografis, intensitas
cahaya matahari, ketinggian tempat dan letak lintang, serta aliran
massa udara. Unsur-unsur iklim terdiri dari suhu, curah hujan,
penyinaran, angin, dan kelembapan.
1. Suhu
![]() |
Gambar 3. Peredaran bumi pada porosnya menyebabkan adanya pola persebaran Flora dan fauna. (Sumber: Biologi 3) |
![]() |
Gambar 4. Mekanisme pembentukan keanekaragaman ekosistem. |
Suhu mempunyai arti yang penting karena suhu menentukan kecepatan
reaksi-reaksi dan kegiatan kimia dalam kehidupan. Perubahan suhu udara
pada satu tempat dengan tempat lainnya bergantung pada ketinggian tempat
dan letak lintang. Perbedaan suhu karena perbedaan ketinggian jauh
lebih cepat jika dibandingkan dengan perubahan suhu karena perbedaan
letak lintang. Semakin tinggi suatu tempat, maka suhu udara semakin
rendah. Setiap ketinggian 100 m, suhu berubah sekitar 0,5° C - 1° C.
Tumbuhan dan hewan sangat bergantung pada suhu. Tumbuhan dan
hewan memiliki perbedaan adaptasi terhadap keadaan suhu. Ada
tumbuhan dan hewan yang menyukai habitat yang panas dan ada tumbuhan dan
hewan yang menyukai habitat yang dingin.
2. Curah Hujan
Air sangat diperlukan oleh tumbuhan dan hewan untuk proses perkembangan
dan metabolisme. Ketersediaan air di permukaan bumi menentukan jenis
vegetasi. Semakin sedikit air, maka akan semakin banyak tumbuhan
berjenis xeromorf (tumbuhan dengan sifat menghambat air), sedangkan
untuk daerah yang mempunyai kecukupan air akan memiliki tumbuhan
berjenis mesofita (tumbuhan yang membutuhkan kecukupan air). Air yang
ada di permukaan bumi berasal dari hujan. Sebaran curah hujan di
setiap tempat berbeda-beda. Hujan sepanjang tahun hanya terdapat
di beberapa bagian tempat tropis. Semakin jauh dari khatulistiwa, maka
curah hujan semakin berkurang.
3. Cahaya
Cahaya diperlukan tumbuhan untuk fotosintesis dan beberapa proses
reproduksi. Cahaya pada suatu tempat ditentukan oleh lamanya penyinaran,
kemiringan sinar matahari yang jatuh ke permukaan bumi, keadaan awan,
dan keadaan permukaan bumi itu sendiri. Penyinaran di suatu tempat
dengan tempat lainnya berpengaruh terhadap suhu. Penerimaan cahaya
matahari sangat bervariasi menurut tempat dan waktu. Menurut tempat,
disebabkan oleh perbedaan letak lintang serta keadaan atmosfer
terutama awan. Menurut waktu, perbedaan radiasi terjadi dalam
sehari maupun secara musiman. Semakin lama suatu tempat
disinari matahari, maka tempat itu akan semakin panas, contohnya
di daerah tropis. Sedangkan jika suatu tempat hanya sedikit
disinari matahari, maka tempat tersebut akan memiliki pemanasan
yang lebih rendah. Tumbuhan memiliki adaptasi tertentu
terhadap kedinginan dan kekeringan.
4. Angin
Angin mempunyai pengaruh langsung terhadap vegetasi, terutama dalam
menumbangkan pohon-pohon atau dengan mematahkan dahan-dahan atau bagian
lainnya. Angin mempunyai pengaruh yang sama terhadap tanah, biasanya
bersifat mengeringkan, atau membawa udara yang lebih basah
yang menurunkan transpirasi dan evaporasi, dan menyebabkan turunnya
hujan. Udara mempercepat tumbuhan kehilangan air dengan membawa udara
yang belum jenuh dengan air sehingga bersentuhan dengan daun-daun dan
tunas-tunas yang masih muda. Secara mekanik angin juga dapat menyebabkan
terjadinya erosi tanah dan abrasi vegetasi melalui partikel-partikel
yang dibawanya. Dan dari segi fisiologi, dapat mengurangi
kecepatan pertumbuhan dengan mengganti udara yang basah dengan
udara yang kering, dan akibatnya meningkatkan transpirasi.
5. Kelembapan
Kelembapan udara berbeda-beda karena temperatur di permukaan bumi
berbeda. Perbedaan ini dipengaruhi oleh letak lintang, ketinggian, dan
waktu (pagi, siang, dan malam). Semakin ke utara atau ke selatan
khatulistiwa, kelembapan udara semakin menurun. Kelembapan merupakan
faktor dari curah hujan dan suhu yang menentukan ada atau tidaknya
beberapa tumbuhan dan hewan dalam habitat tertentu. Perbedaan
unsur-unsur iklim yang telah diterangkan di atas menyebabkan adanya
keanekaragaman bioma. Berikut ini biomabioma yang ada di permukaan bumi.
1. Bioma di Darat
Di darat, jenis serta persebaran flora dan fauna terbagi menjadi beberapa bioma, yaitu sebagai berikut.
a. Bioma Gurun Pasir
Ciri-ciri Bioma gurun pasir adalah :
- Vegetasi yang hidup, yaitu tumbuhan musiman, segera akan tumbuh jika hujan turun, umumnya relatif pendek, tetapi bijinya tahan lama; tumbuhan menahun, dengan ciri-ciri: berdaun kecil atau tidak berdaun, berakar panjang, batangnya mempunyai jaringan sehingga dapat menyimpan air, umumnya terdiri dari bermacam-macam kaktus.
- Jenis hewan umumnya bertubuh kecil, hidup di lubang-lubang, dan mencari mangsa pada malam/pagi hari. Contohnya kalajengking, ular, kadal, serangga, dan laba-laba. Gurun yang panas merupakan daerah-daerah dalam wilayah iklim tropis dan subtropis yang mempunyai curah hujan yang rendah. Curah hujan ratarata kurang 20 cm setiap tahun dan intensitas matahari yang tinggi. Gurun memiliki suhu permukaan 60°C selama siang hari. Gurun merupakan suatu daerah yang memiliki sifat tanah berupa batuan atau lempung, biasanya mudah pecah-pecah. Sering kali tanah menjadi berkerikil, berpasir, bergeluh atau berbatu, tetapi selalu bersifat kering. Bioma hutan gurun hanya dapat dihuni oleh tumbuhan dan hewan yang mempunyai adaptasi yang tepat terhadap lingkungan. Tumbuhan gurun beradaptasi dengan berbagai cara seperti memiliki daun yang kecil (berduri) dan mempunyai akar yang panjang. Dengan struktur seperti itu, tumbuhan dapat mengurangi penguapan dan mendapatkan air dari tempat yang dalam. Bioma gurun banyak ditemukan di Sahara Afrika, Gurun Gobi di Mongolia, dan di Australia.
![]() |
Gambar 5. Bioma gurun pasir. (Wikipedia Commons) |
b. Bioma Padang Rumput
Ciri-ciri bioma padang rumput adalah :
- Vegetasi yang hidup: di daerah basah (rumputnya dapat mencapai ketinggian 3 cm, misalnya Blustem dan Indian grasses), di daerah kering, (rumputnya pendek, misalnya Grama dan Buffalo grasses).
- Jenis hewan, yaituyang merupakan konsumen primer herbivora dan bertubuh besar, misalnya bison di Amerika, zebra di Afrika, serta kanguru di Australia; sebagai predator herbivora, seperti singa dan anjing liar; dan hewan jenis lain: ular, belalang, rodentina, dan bermacam-macam burung.
Padang rumput yang terdapat di daerah tropis dan subtropis biasanya
berbentuk sabana yang terdiri dari pepohonan yang tersebar berjauhan.
Padang rumput tropis berbeda dari padang rumput daerah iklim sedang
yang sering tidak berpohon, kecuali di sepanjang batang air. Yang
penting bagi padang rumput adalah musim kemarau, kebakaran sering
terjadi, dan pemakanan rumput oleh mamalia besar menyebabkan pencegahan
pembentukan semak berkayu dan pohon-pohon. Kelangkaan pepohonan dan
berlimpahnya rerumputan, ditambah dengan hujan dan kekeringan yang
bersifat musiman menentukan jenis hewan di padang rumput. Hewan
pepohonan jarang ditemukan. Walaupun ada, berjumlah sedikit dan terbatas
pada belukar dan lahan hutan yang terpencil. Berlimpahnya dan
keragaman rerumputan menyebabkan padang rumput merupakan tempat ideal
untuk herbivora. Hewan Herbivora yang besar tidak mampu hidup
terus-menerus sepanjang tahun dan harus berpindah-pindah selama musim
panas untuk mendapatkan air atau mencari daerah yang baru. Herbivora
yang lebih kecil harus beradaptasi dengan cara yang lain, seperti tidur
selama masa musim dingin.
c. Bioma Hutan Basah
Gambar 6. Bioma padang rumput. (Wikipedia Commons) |
Ciri-ciri bioma hutan basah (hutan hujan tropis) adalah :
- Vegetasi yang hidup, yaitu tumbuhan berkayu, tingginya 20 - 40 m dengan cabang dan daun yang lebat, dan membentuk suatu tudung yang menyebabkan hutan menjadi gelap; tumbuhan perdu, rotan, tumbuhan epifit, dan higrofit.
- Jenis hewannya yaitu, yang hidup di atas tumbuhan, seperti kera, tupai, dan aneka burung; yang hidup di bawah, seperti babi, kucing hutan, dan lain-lain; hewan karnivora, seperti macan tutul di Asia/ Afrika dan jaguar di Amerika.
Bioma hutan basah merupakan jenis hutan yang paling subur. Bioma hutan
basah terdapat di daerah tropis yang basah dengan curah hujan yang
tinggi dan tersebar sepanjang tahun, serta mendapatkan sinar matahari
yang cukup seperti di Amerika Tengah dan Selatan, Afrika Tengah, Asia
Tenggara, dan Australia Timur Laut. Pohon pada bioma ini dapat cepat
dikenali dengan adanya kanopi pada bagian atas pohon. Kanopi seringkali
rapat sehingga menyulitkan cahaya matahari untuk mencapai tanah yang ada
di bawahnya, ketika kanopi terbuka maka akan banyak pohon atau tanaman
merambat yang berkayu bersaing untuk mendapatkan sinar matahari.
Dalam hutan ini pohonnya tinggi-tinggi, dan umumnya berdaun lebar dan
selalu hijau, memiliki berbagai jenis tanaman. Sering terdapat paku-paku
pohon, tanaman merambat berkayu lianan yang sering dapat
mencapai puncak pohon-pohon yang tinggi, dan epifit seperti
paku-pakuan, anggrek, dan lain-lain. Hutan ini kaya akan
jenis-jenis hewan invertebrata dan vertebrata.
d. Bioma Hutan Gugur
Gambar 7. Bioma hutan hujan tropis (Wikipedia Commons) |
Ciri-ciri bioma hutan gugur adalah :
- Vegetasi yang hidup yaitu tumbuhan tropis yang dapat beradaptasi dengan musim dan tumbuhan yang tumbuhnya tidak terlalu rapat.
- Jenis hewan, seperti serigala, rusa, beruang, rubah, bajing, dan burung pelatuk.
Bioma hutan gugur terdapat di daerah beriklim kontinen sedang dengan
musim dingin yang keras, seperti di ujung selatan Benua Amerika, Amerika
Serikat bagian Timur, kepulauan Inggris, dan Australia. Jumlah tumbuhan
di bioma hutan gugur jumlahnya sedikit dan tidak terlalu rapat.
Pohon-pohon yang dominan adalah pohon-pohon yang berdaun lebar yang
menggugurkan daunnya pada musim dingin, ketika suhu yang ada terlalu
rendah untuk melakukan fotosintesis dan kehilangan air melalui
transpirasi tidak dengan mudah digantikan dari tanah yang beku. Curah
hujan di daerah ini berkisar antara 750 mm - 1.000 mm. daerah
ini mempunyai 4 musim yaitu musim panas, musim gugur, musim dingin, dan
musim semi. Hewan-hewan banyak tetapi aktivitasnya bermusim.
e. Bioma Taiga
![]() |
Gambar 8. Bioma hutan gugur (Wikimedia Commons) |
Ciri-ciri bioma taiga adalah :
- Vegetasi yang hidup umumnya berupa tumbuhan konifer, misalnya: picea, alnus, betula, dan juniperus.
- Jenis hewan, misalnya moose, beruang hitam, ajag, dan marten.
Bioma taiga terdiri dari jenis-jenis konifer. Bentuk daun dari tumbuhan
ini seperti jarum dan berlapis zat lilin untuk tahan terhadap
kekeringan.Sebagian besar hutan taiga didominasi oleh satu atau beberapa
jenis pohon. Taiga adalah bioma teristerial terbesar di atas bumi yang
meluas dalam suatu wilayah yang lebar melintasi Amerika Utara bagian
Utara dan Eurasia hingga perbatasan selatan tundra Arktik.
Taiga mengalami hujan salju yang lebat selama musim dingin. Di daerah
ini musim dingin cukup panjang, sedangkan musim kemarau yang panas
sangat singkat.
f. Bioma Tundra
![]() |
Gambar 9. Bioma Taiga (Wikipedia Commons) |
Ciri-ciri bioma tundra adalah :
- Vegetasi yang hidup umumnya berupa lumut dari jenis Sphagnum dan Lichenes (lumut kerak).
- Jenis hewan umumnya berbulu dan berambut tebal, seperti beruang, reider, walrus, seal, dan pinguin.
Istilah tundra bermakna dataran tanpa pepohonan. Suhu yang sangat dingin
dan angin yang sangat kencang menjadi faktor penentu tidak adanya pohon
dan tumbuhan tinggi lainnya di tundra Arktik dan di Alaska Tengah.
Walaupun mendapatkan curah hujan yang sedikit, tetapi wilayah tundra
tetap membeku dan tandus. Hal ini disebabkan oleh air hujan tidak dapat
menembus tanah bagian bawahnya dan akan menumpuk di dalam kolam di atas
bunga tanah yang dangkal selama musim panas yang pendek. Tundra menutupi
luas yang sangat besar di Arktik, yaitu mencapai 20% permukaan
tanah bumi. Kecepatan angin yang tinggi dan suhu yang dingin menciptakan
komunitas tumbuhan yang sama, yang disebut tundra alpina. Bioma tundra
terdapat hampir di seluruh Arktik dan pulau-pulau kecil dekat Antartika.
2. Bioma di Air
![]() |
Gambar 10. Bioma tundra di Siberia (Wikimedia Commons) |
![]() |
Gambar 11. Peta Persebaran Bioma di Permukaan Bumi (Sumber: Biologi 3) |
Berdasarkan salinitasnya (kadar garamnya), habitat air (akuatif)
dibedakan menjadi tiga, yaitu habitat air tawar, habitat pantai, dan
habitat laut.
a. Habitat Air Tawar
Yang termasuk habitat air tawar adalah sungai, kolam, danau, dan rawa.
Ciri-ciri bioma air tawar adalah :
- Vegetasi yang hidup yaitu eceng gondok, teratai, dan aneka jenis alga.
- Jenis hewan yaitu aneka jenis ikan tawar, seperti mujair, ikan mas, gurame, dan sebagainya.
Habitat air tawar merupakan kehidupan yang terdapat di perairan tawar.
Habitat air tawar kebanyakan berupa air pedalaman. Kadar garam dalam
habitat ini sangat rendah sehingga sering diabaikan. Tumbuhan dan hewan
telah tersesuaikan dengan air tawar.
Penyesuaian tumbuhan dalam air tawar berupa:
![]() |
Gambar 12. Danau, bioma air tawar (Wikimedia Commons) |
- terbentuknya rongga udara besar yang dipisahkan olehdiafragma yang berfungsi untuk menyimpan gas;
- tumbuhan air biasanya tidak terdapat rambut akar, hal ini dimaksudkan agar tumbuhan tidak menyerap air;
- tumbuhan air pada umumnya terapung dan bobot tumbuhan air disangga oleh airnya;
- tumbuhan air memiliki daun yang sangat tipis dengan kloroplas di dalam sel epidermisnya, hal ini berfungsi untuk memaksimalkan penyerapan sinar matahari untuk fotosintesis.
Tumbuhan air tawar dapat dibagi menjadi empat jenis yaitu:
- jenis tumbuhan apung,
- jenis daun apung,
- jenis timbul,
- jenis terendam.
Sedangkan penyesuaian hewan dalam air tawar berupa:
- daya apung,
- pengaturan osmosis,
- pembiakan,
- pemencaran.
b. Habitat Laut
Habitat ini dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
1) Fotik, adalah daerah yang cukup mendapat cahaya.
a) Vegetasi yang hidup pada umumnya berupa jenis rumput-rumputan.
b) Jenis hewan, misalnya aneka ragam ikan dan udang-udangan.
2) Afotik, adalah daerah yang kurang mendapat cahaya.
Di wilayah ini organisme yang hidup berupa fitoplankton dan zooplankton
atau hewan-hewan yang berukuran kecil, misalnya hewan bentos. Luas
lautan meliputi 70% dari luas permukaan bumi. Habitat laut berbeda
dengan habitat air tawar. Hal ini dapat dibuktikan dengan tumbuhan laut.
Jika ditempatkan di air tawar, maka tumbuhan tersebut akan mati, begitu
pula sebaliknya. Faktor-faktor yang memengaruhi organisme yang ada di
laut adalah cahaya, naik turunnya suhu udara, kondisi fisik laut, dan
salinitas.
Zat-zat padat yang terlarut dalam air laut yaitu NaCl, MgCl, MgSO4,
zat-zat tersebut sangat melimpah dalam air laut. Air laut merupakan
larutan penyangga dan menunjukkan ketahanan terhadap alkalinitas.
Tersedianya karbon dioksida dalam jumlah yang besar untuk fotosintesis
tidak pernah mengganggu keadaan air laut sebagai penyangga dan alkalitas
yang rendah memungkinkan organisme hidup untuk mengambil kalsium
karbonat (CaCO3) dan zat lainnya. Hal ini sering terjadi di laut panas
sehingga sering ditemukan cangkang-cangkang kapur, batu karang, dan
lain-lain. Air laut mengandung semua unsur kimia yang penting
untuk pertumbuhan dan pemeliharaan protoplasma sehingga air
laut merupakan habitat yang cocok untuk sel-sel hidup dengan
syarat sel-sel tersebut disesuaikan dengan konsentrasi garamnya.
Gambar 13. Habitat Laut (Wikipedia Commons) |
c. Habitat Pantai
Ciri-ciri bioma air tawar adalah :
1) Vegetasi yang hidup cirinya yaitu tumbuh: menjalar dengan geragih
yang panjang, berakar besar, contohnya ubi, rumput angin, pandan pantai,
bakung pantai, dan sebagainya.
2) Jenis hewan, misalnya ikan bandeng dan udang.
Habitat pantai merupakan habitat yang dipengaruhi oleh pasang surut air
laut. Organisme pada pantai harus mempunyai adaptasi terhadap terpaan
gelombang. Terpaan gelombang dan ombak memindahkan partikel lumpur dan
pasir, dan beberapa alga besar atau tumbuhan pada habitat ini.
Banyak hewan, seperti cacing dan remis pemakan suspensi serta
krutasea pemangsa, membenamkan dirinya di dalam pasir atau Lumpur. Hewan
di habitat ini akan mengambil makanan ketika air pasang. Sedangkan
hewan lain, seperti kepiting dan burung pantai, adalah pemakan bangkai
atau pemangsa organisme lain.
D. Persebaran Flora dan Fauna di Indonesia
![]() |
Gambar 14. Habitat Pantai (Wikipedia Commons) |
Sejarah geologi kepulauan Indonesia memengaruhi keanekaragaman flora dan
fauna di Indonesia. Kepulauan Indonesia secara geologi merupakan
pertemuan antara lempeng Asia dan lempeng Australia. Pada zaman glasial,
kedua lempengan ini merupakan suatu daratan yang bersatu dengan Asia
dan Australia. Kepulauan Indonesia yang bersatu dengan Asia adalah
Kalimantan, Sumatra, Jawa, dan daratan ini disebut Dangkalan Sunda.
Kepulauan Indonesia yang bersatu dengan Australia adalah Papua dan
daratan ini disebut Dangkalan Sahul. Sedangkan kepulauan Indonesia yang
tidak termasuk lempeng Asia dan Australia adalah Sulawesi, Maluku, dan
Nusa Tenggara.
Pada saat itu hewan dapat bermigrasi dengan bebas dari Asia ke Dangkalan
Sunda dan dari Australia ke Dangkalan Sahul. Begitu pula dengan
tumbuhan. Tumbuhan dapat bermigrasi melalui angin atau dibawa oleh
hewan.
Ketika zaman glasial berakhir, permukaan air laut bertambah sehingga
banyak daratan rendah yang terendam air dan akhirnya pulau-pulau yang
ada di Indonesia terpisahkan oleh air dan kepulauan Indonesia tidak
bersatu lagi dengan Asia ataupun dengan Australia. Dengan berakhirnya
zaman glasial, banyak flora dan fauna yang dulunya bermigrasi menjadi
terisolasi. Hal inilah yang menyebabkan keanekaragaman flora dan fauna
di Indonesia.
Selain karena faktor sejarah geologi, keanekaragaman flora dan fauna
ditentukan juga oleh faktor perbedaan iklim yang terdiri dari
unsur-unsur suhu, curah hujan, angin, dan kelembapan udara. Indonesia
adalah daerah beriklim tropis, tetapi waktu terjadinya dan intensitas
curah hujan di Indonesia berbeda-beda. Semakin ke barat maka intensitas
curah hujan semakin besar, maka Indonesia bagian timur akan menerima
curah hujan yang lebih kecil dibandingkan Indonesia bagian barat.
Berdasarkan peta penyebaran curah hujan di Indonesia, dapat
dilihat perbedaan curah hujan yang ada di Indonesia. Perbedaan curah
hujan ini menentukan perbedaan bioma yang ada di Indonesia. Perhatikan
tabel berikut.
![]() |
Gambar 15. Peta Persebaran Curah Hujan di Indonesia (Sumber: BMKG) |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar